Kamis, 23 Juli 2015

Kemeriahan Pesta Topeng Sekura

MASYARAKAT di Desa Ketahui, Kecamatan Bebalalau, Lampung Barat, memiliki kebiasaan unik merayakan Lebaran. Sehari-hari ke-2 Idul Fitri tiba sampai sepekan sesudahnya, mereka berkeliling kampung sembari menggunakan topeng dengan beragam ekspresi muka. Pesta topeng ini telah terpelihara beratus-ratus tahun lamanya, serta saat ini masih tetap terbangun.

Keceriaan tampak terang di selama jalan kampung di Desa Ketahui. Warga memadati jalan-jalan kampung serta berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain sembari sesekali menari riang.

Pinggul mereka dilenggak-lenggokkan, tangan mereka diangkat sambil memutar-mutar pergelangan tangan. Teriakan serta suara-suara seruan keluar dari mulut mereka. Topeng yang beragam bentuk serta warna bikin tarian mereka atraktif. Mereka tidak malu-malu menari lantaran orang lain tidak mengetahui muka dibalik topeng itu.

Pesta serta silaturahim kenakan topeng berjalan satu minggu setiap tahunnya di desa itu. Pesta topeng yang umum di kenal dengan pesta sekura itu memanglah cuma diadakan untuk merayakan Lebaran sambil bersilaturahim.

Sekura adalah bhs Lampung yang dipakai untuk menyebutkan topeng. Ada dua type sekura yang umum dikenakan, yaitu sekura kamak serta sekura betik.

Sekura kamak umum digunakan pria dewasa. Sekura ini umumnya terbuat dari kayu yang dipahat atau pelepah pohon pinang. Juga sebagai aksesories, terkadang mereka memberikan daun-daunan sulur yang menjuntai. Baju mereka compang-camping serta kotor. Mereka berpenampilan kotor lantaran sesuai sama namanya, kamak, bermakna jelek atau kotor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar